Perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Dropbox, dan Instagram berawal dari perusahaan start-up yang mampu meraih kesuksesan dengan baik. Jangan melihat perusahaan start-up sebagai tren bisnis saja, sebab ada beberapa pelajaran keuangan pribadi yang bisa dipelajari.
Berikut ini 3 cara berpikir perusahaan start-up yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kondisi keuangan Anda.
Peter Thiel, seorang Co-Founder dari PayPal menyarankan semua pengusaha pemula untuk berpikir keras dan mengejar satu ide yang tidak dilakukan orang lain.
Jika dikaitkan dengan keuangan pribadi, Anda harus membuat sesuatu menjadi sederhana dan berfokus pada tujuan atau masalah keuangan yang ingin diselesaikan.
Misalnya saja, Anda berfokus untuk menghilangkan utang kartu kredit yang berbunga tinggi atau berfokus mengumpulkan dana untuk membeli rumah pertama.
Kemudian ia menjadikan Classtivity menjadi ClassPass dengan langganan USD 99 dan memungkinkan para pengguna pergi ke kelas mana pun untuk ikut berpartisipasi.
Dengan sedikit mengubah metode layanan, Classpass menjadi bisnis yang bernilai USD 470 saat ini.
Jika rencana keuangan Anda tidak berfungsi sama sekali, maka inilah saatnya untuk mengubah rencana dan melakukan berbagai perbaikan.
Perubahan tidak bisa dihindari dan sambutlah perubahan tersebut agar bisa memperbaiki situasi keuangan Ada.
Jeff Haynie seorang CEO Appcelerator mengungkapkan bahwa perusahaan start-up selalu melakukan outsourcing untuk menekan biaya yang tidak diperlukan.
Anda harus mulai memetakan tugas dan menentukan mana tugas yang sebaiknya dilakukan oleh orang lain.
Dengan melakukan outsourcing pekerjaan, maka Anda bisa berfokus pada kegiatan operasional inti dengan baik.
Dalam hal keuangan bisa jadi Anda kesulitan untuk mengatur keuangan, sulit membuat anggaran, atau sulit menemukan penawaran terbaik saat akan berbelanja.
Anda tidak harus melakukan outsoursing dengan mempekerjakan orang lain mengelola keuangan.
Jika pasangan lebih baik dalam mengatur keuangan, Anda bisa membiarkan semua penghasilan diatur dengan baik oleh pasangan saja.
Hal yang penting untuk diingat dalam mengatur anggaran keuangan adalah menyisihkan sebagian penghasilan untuk berinvestasi.
Jika Anda termasuk ke dalam investor pemula dan memiliki profil resiko konservatif, maka mulailah berinvestasi pada produk yang rendah resiko dan modal yang minim.
Berikut ini 3 cara berpikir perusahaan start-up yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kondisi keuangan Anda.
3 Cara Berpikir Perusahaan Start-Up, Bisa Meningkatkan Kondisi Keuangan
1. Jangan Berfokus Pada Banyak Hal
Para pendiri start-up menemukan bahwa layanan yang melakukan satu hal dengan sangat baik lebih bagus daripada layanan yang mencoba melakukan banyak hal.Peter Thiel, seorang Co-Founder dari PayPal menyarankan semua pengusaha pemula untuk berpikir keras dan mengejar satu ide yang tidak dilakukan orang lain.
Jika dikaitkan dengan keuangan pribadi, Anda harus membuat sesuatu menjadi sederhana dan berfokus pada tujuan atau masalah keuangan yang ingin diselesaikan.
Misalnya saja, Anda berfokus untuk menghilangkan utang kartu kredit yang berbunga tinggi atau berfokus mengumpulkan dana untuk membeli rumah pertama.
2. Jangan Takut Salah dan Mengubah Rencana
Payal Kadakia adalah seorang pendiri Classtivity yang merupakan layanan kelas kebugaran dengan model membayar per kelas. Setelah 2 tahun beroperasi, layanan yang diberikan tidak menarik oleh banyak orang.Kemudian ia menjadikan Classtivity menjadi ClassPass dengan langganan USD 99 dan memungkinkan para pengguna pergi ke kelas mana pun untuk ikut berpartisipasi.
Dengan sedikit mengubah metode layanan, Classpass menjadi bisnis yang bernilai USD 470 saat ini.
Jika rencana keuangan Anda tidak berfungsi sama sekali, maka inilah saatnya untuk mengubah rencana dan melakukan berbagai perbaikan.
Perubahan tidak bisa dihindari dan sambutlah perubahan tersebut agar bisa memperbaiki situasi keuangan Ada.
3. Melakukan Outsourcing Untuk Hal yang Tidak Penting
Jeff Haynie seorang CEO Appcelerator mengungkapkan bahwa perusahaan start-up selalu melakukan outsourcing untuk menekan biaya yang tidak diperlukan.
Anda harus mulai memetakan tugas dan menentukan mana tugas yang sebaiknya dilakukan oleh orang lain.
Dengan melakukan outsourcing pekerjaan, maka Anda bisa berfokus pada kegiatan operasional inti dengan baik.
Dalam hal keuangan bisa jadi Anda kesulitan untuk mengatur keuangan, sulit membuat anggaran, atau sulit menemukan penawaran terbaik saat akan berbelanja.
Anda tidak harus melakukan outsoursing dengan mempekerjakan orang lain mengelola keuangan.
Jika pasangan lebih baik dalam mengatur keuangan, Anda bisa membiarkan semua penghasilan diatur dengan baik oleh pasangan saja.
Hal yang penting untuk diingat dalam mengatur anggaran keuangan adalah menyisihkan sebagian penghasilan untuk berinvestasi.
Jika Anda termasuk ke dalam investor pemula dan memiliki profil resiko konservatif, maka mulailah berinvestasi pada produk yang rendah resiko dan modal yang minim.
Post A Comment:
0 comments: